Lempar cakram termasuk dalam bagian olahraga atletik. Ada beberapa hal mengenai lempar cakram yang akan diuraikan yaitu pengertian, teknik dasar lempar cakram, gaya, sejarah, alat, beserta ukuran lapangan lempar cakram.
Untuk memahami lebih jauh mengenai lempar cakram, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram) - W.J.S. Poerwadarminta, 1976:584.
Sedangkan cakram adalah sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi - Didi Sugandi, 1986:51.
Jadi definisi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
Menurut Eddy Purnomo (2011:164), teknik lempar cakram dengan putaran 1,5 bagi yang tidak kidal terdiri dari beberapa tahapan gerakan, yaitu:
Cakram berada pada tekukan sendi pertama, ruas jari-jari tangan yang diatur merata, ibu jari juga dilebarkan dan menyentuh pada cakram.
Pergelangan tangan sedikit dibengkokkan, memungkinkan sisi atas cakram untuk menyentuh lengan bawah
Awal gerakan berputar di awali dengan mengayunkan cakram kebelakang, parallel dengan tanah setinggi bahu.
Pada titik akhir ayunan, cakram kira-kira berada diatas tumit kiri, tergantung pada daya mobilitas si pelempar.
Pada waktu kaki kiri melanjutkan berputar pada telapak kaki, pada saat mencapai sudut yang tepat ke arah lemparan, kaki kanan yang ditekuk menolak dari tanah, bahu kiri dan lengan kanan harus ditahan dibelakang.
Lengan kanan dengan cakram berada di belakang poros bahu.
Poros pinggang mengarah kearah sektor lemparan, poros bahu diputar ke belakang 90 derajat terhadapnya.
Lengan lempar dengan cakram masih tetap dibelakang poros bahu, sehingga sudut dari lengan lempar menuju kearah lemparan adalah lebih dari 270 derajat.
Lengan kiri ditahan di belakang dalam arah yang berlawanan.
Dorongan kaki kanan ini bekerja melawan sisi kiri yang tetap (ditempat). Pinggang dibawa kedepan melawan bagian atas badan dan lengan lempar mula-mula tetap dibelakang untuk membentuk tegangan.
Lengan lempar yang mengikuti sekarang ada dibawah gerak putaran yang terbesar pada suatu sudut lebih dari 180 derajat menuju kearah lemparan.
Lepasnya cakram yang eksplosif dengan cara mengketapelkan cakram terjadi disisi kiri badan yang tetap (poros bahu - kaki kiri).
Pengereman lengan kiri (blocking) dan tubuh ketika dada menghadap kearah lemparan menstransfer energi dari gerakan dari cakram.
Sedangkan telapak kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
Ada dua gaya dalam lempar cakram menurut Aden Sanjaya (2011:56) adalah:
Lempar cakram sudah dikenal dari zaman prasejarah dan juga telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Bukti ini bisa kita ketahui dari buku yang berjudul "Odyssy" pada zaman purbakala.
Dalam buku itu menyatakan bahwa gerakan dasar dari cabang olahraga atletik adalah dengan jalan, larim lompat dan lempar. Hal tersebut telah diketahui oleh bangsa primitif sejak zaman prasejarah.
Dari sejarah yang telah ada cabang olahraga atletik salah satunya adalah lempar cakram yang telah tercatat didalam sejarah terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi.
Sedangkan di Indonesia lempar cakram dikenal saat masa penjajahan Jepang. Pada zaman itu kegiatan olahraga mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.
Hal ini dapat diketahui dari para pelajar dan pegawai yang diwajibkan senam. Selain itu, juga da pelajaran olahraga atletik salah satunya lempar cakram.
Setelah Indonesia merdeka, lempar cakram semakin berkembang pesat dan banyak yang mempelajari olahraga atletik khususnya lempar cakram.
Menurut Rud Midgley C.S. (2000:18) cakram dibuat dari logam/licin, mempunyai dua rekat yang kuat pada bodi cakram atau bahan lain yang cocok. Beratnya berpusat ditengah, minimal 2 kg untuk pria, dan 1 kg untuk wanita.
Lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran (tempat pemain untuk melempar. Dari titik tengah lingkaran ditarik dua garis keluar ke arah depan membentuk sudut lempar 40 derajat.
Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari aspal, semen, dan lain sebagainya. Lingkaran lemparan dikelilingin oleh pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas, penonton, dan pemain.
Demikianlah artikel hari ini tentang LEMPAR CAKRAM [LENGKAP]: Teknik, Gaya, Sejarah, Alat, Lapangan. Semoga bermanfaat bagi anda. Untuk membantu blog ini agar berkembang, kami mohon untuk share dan komentar ya. Sekian dan terima kasih.
Pengertian Lempar Cakram
Untuk memahami lebih jauh mengenai lempar cakram, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram) - W.J.S. Poerwadarminta, 1976:584.
Sedangkan cakram adalah sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi - Didi Sugandi, 1986:51.
Jadi definisi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
Teknik-teknik Lempar Cakram
Menurut Eddy Purnomo (2011:164), teknik lempar cakram dengan putaran 1,5 bagi yang tidak kidal terdiri dari beberapa tahapan gerakan, yaitu:
1) Posisi awal dan gerakan awal
Seorang pelempar berdiri pada tepi belakang lingkaran lempar, punggung menghadap kearah lempar, kaki kanan dan kiri paralel, terpisah selebar bahu.Cakram berada pada tekukan sendi pertama, ruas jari-jari tangan yang diatur merata, ibu jari juga dilebarkan dan menyentuh pada cakram.
Pergelangan tangan sedikit dibengkokkan, memungkinkan sisi atas cakram untuk menyentuh lengan bawah
Awal gerakan berputar di awali dengan mengayunkan cakram kebelakang, parallel dengan tanah setinggi bahu.
Pada titik akhir ayunan, cakram kira-kira berada diatas tumit kiri, tergantung pada daya mobilitas si pelempar.
2) Gerakan memutar (rotation)
Gerakan ini diawali dengan memutar lutut kiri keluar dan serentak menurunkan pusat massa tubuh dan berat. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri.Pada waktu kaki kiri melanjutkan berputar pada telapak kaki, pada saat mencapai sudut yang tepat ke arah lemparan, kaki kanan yang ditekuk menolak dari tanah, bahu kiri dan lengan kanan harus ditahan dibelakang.
Lengan kanan dengan cakram berada di belakang poros bahu.
3) Power Position
Power position bila dilihat dari posisi badan bagian atas agak miring kearah kaki kanan yang ditekuk kira-kira 110 - 120 derajat dan paha kanan posisinya kira-kira besar sudutnya 90 derajat dengan arah lemparan.Poros pinggang mengarah kearah sektor lemparan, poros bahu diputar ke belakang 90 derajat terhadapnya.
Lengan lempar dengan cakram masih tetap dibelakang poros bahu, sehingga sudut dari lengan lempar menuju kearah lemparan adalah lebih dari 270 derajat.
Lengan kiri ditahan di belakang dalam arah yang berlawanan.
4) Gerak pelepasan cakram (delevery of discus)
Gerak ini dimulai ketika kaki kanan menunjuk ke arah lemparan dengan suatu gerakan perpanjangan putaran dari sisi lemparan dan merupakan suatu rangkaian gerakan pada saat kaki, lutut, dan pinggang diluruskan secara berurutan.Dorongan kaki kanan ini bekerja melawan sisi kiri yang tetap (ditempat). Pinggang dibawa kedepan melawan bagian atas badan dan lengan lempar mula-mula tetap dibelakang untuk membentuk tegangan.
Lengan lempar yang mengikuti sekarang ada dibawah gerak putaran yang terbesar pada suatu sudut lebih dari 180 derajat menuju kearah lemparan.
Lepasnya cakram yang eksplosif dengan cara mengketapelkan cakram terjadi disisi kiri badan yang tetap (poros bahu - kaki kiri).
Pengereman lengan kiri (blocking) dan tubuh ketika dada menghadap kearah lemparan menstransfer energi dari gerakan dari cakram.
Cara Memegang Cakram
Menurut Aden Sanjaya (2011:56) untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal).Sedangkan telapak kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
Cara memegang cakram terbagi atas:
- Bagi tangan yang cukup lebar dan jari-jari panjang maka cakram dapat dipegang dengan meletakkan tepi cakram pada ruas pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit direnggangkan dengan jarak yang sama antara jari yang satu dengan jari yang lain. Cakram berada pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit ke belakang.
- Cakram dipegang dengan jari telunjuk dan jari tengah berhimpit, jari yang lainnya sedikit merenggang. Dengan cara ini, tekanan cakram terletak pada jari-jari yang berhimpitan dan dapat mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.
- Bagi yang mempunyai jari-jari pendek, cakram dipegang seperti yang pertama, tetapi posisi jari-jari hanya pada tepi cakram. Dengan cara memegang seperti ini, cakram tidak bisa dipegang secara erat dan telapak tangan berada di tengah-tengah cakram.
Gaya Lempar Cakram
Ada dua gaya dalam lempar cakram menurut Aden Sanjaya (2011:56) adalah:
1) Gaya samping
- Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran,
- Sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang,
- Sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan di belakang,
- Pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran,
- Setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
2) Gaya belakang
- Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri,
- Saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan,
- Kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak,
- Sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
Sejarah Singkat Lempar Cakram
Lempar cakram sudah dikenal dari zaman prasejarah dan juga telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Bukti ini bisa kita ketahui dari buku yang berjudul "Odyssy" pada zaman purbakala.
Dalam buku itu menyatakan bahwa gerakan dasar dari cabang olahraga atletik adalah dengan jalan, larim lompat dan lempar. Hal tersebut telah diketahui oleh bangsa primitif sejak zaman prasejarah.
Dari sejarah yang telah ada cabang olahraga atletik salah satunya adalah lempar cakram yang telah tercatat didalam sejarah terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi.
Sedangkan di Indonesia lempar cakram dikenal saat masa penjajahan Jepang. Pada zaman itu kegiatan olahraga mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.
Hal ini dapat diketahui dari para pelajar dan pegawai yang diwajibkan senam. Selain itu, juga da pelajaran olahraga atletik salah satunya lempar cakram.
Setelah Indonesia merdeka, lempar cakram semakin berkembang pesat dan banyak yang mempelajari olahraga atletik khususnya lempar cakram.
Alat Lempar Cakram
Menurut Rud Midgley C.S. (2000:18) cakram dibuat dari logam/licin, mempunyai dua rekat yang kuat pada bodi cakram atau bahan lain yang cocok. Beratnya berpusat ditengah, minimal 2 kg untuk pria, dan 1 kg untuk wanita.
- Berat cakram putra 2 kg dengan garis tengah 219-221 mm.
- Berat cakram putri 1 kg denan garis tengah 180-182 mm.
Lapangan Lempar Cakram
Sumber: http://dedenharyadi.blogspot.com |
Lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran (tempat pemain untuk melempar. Dari titik tengah lingkaran ditarik dua garis keluar ke arah depan membentuk sudut lempar 40 derajat.
Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari aspal, semen, dan lain sebagainya. Lingkaran lemparan dikelilingin oleh pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas, penonton, dan pemain.
Ukuran lapangan Lempar Cakram
- Garis tengah lapangan 2,50 m.
- Lingkaran untuk melempar dalam perlombaan resmi terbuat dari metal atau baja.
- Perpanjangan garis tengah 0,75 m.
- Sudut lempar 40 derajat.
- Garis batas lempar (lebar garis 5 cm).
Kesalahan Umum Saat Melempar Cakram
- Lengan yang memegang cakram tidak lurus.
- Tarikan lengan ke arah belakang kurang.
- Cakram diayun mendahului badan.
- Posisi kedua kaki dalam lingkaran kurang tepat.
- Pada waktu posisi siap lempar, lengan tidak lurus atau cakram sudah dilepas sebelum berada di depan muka.
- Sudut lemparan terlalu besar atau terlalu kecil.
- Cakram terlambat atau terlalu awal dilepas dari tangan.
- Tekanan jari-jari tangan pada saat melepas cakram kurang tepat digerakkan sehingga jalannya cakram tidak semestinya.
- Setelah melempar cakram, kaki kanan tetap di belakang sehingga akan menghambat lemparan.
- Pandangan mata tidak diarahkan pada arah lemparan cakram.
BACA JUGA: LOMPAT TINGGI [LENGKAP]: Pengertian, Gaya, Teknik Dasar, Sejarah
Demikianlah artikel hari ini tentang LEMPAR CAKRAM [LENGKAP]: Teknik, Gaya, Sejarah, Alat, Lapangan. Semoga bermanfaat bagi anda. Untuk membantu blog ini agar berkembang, kami mohon untuk share dan komentar ya. Sekian dan terima kasih.
0 komentar